Ketika aku bersaksi dengan temanku lupus yang nakal
‘Siti Ngatminah’
Awal mula gejala yang saya rasakan adalah lemas, badan kurus, hitam, tidak nafsu makan, cuek pokoknya perubahan 75 % dari keadaan sehat dan normal. Sempat terfikir dalam benak saya, apakah karena dulu pernah melakukan operasi kandungan tepatnya pada 31 Januari 2005 dikarenakan indung telur sebelah kiri saya mengalami kerusakan. Setelah pasca operasi tersebut, barulah saya merasakan jika adanya perubahan dalam kondisi tubuh saya yang tidak sebagaimana mestinya, dan perubahan itu sangat terasa sekali.
Dulu saya ini adalah seorang wanita yang pekerja keras, tidak pernah mengenal lelah dalam menjalankan semua kegiatan saya, akan tetapi semua itu telah berubah pasca operasi itu saya lewati. Sekarang saya merasa rasa capek itu lebih sering datang menyerang saya, selain itu perubahan berat badan yang semakin mengalami banyak penurunan dan membuat badan saya semakin terlihat sangat kurus.
Saya bekerja diinstansi pemerintah, dan saya mempunyai 2 orang anak kebetulan mereka perempuan semua. Saya sangat bersyukur kepada Alloh SWT. karena selama sakit, pendampingan oleh orang-orang yang mencintai saya, seperti halnya suami dan anak-anak saya selalu ada setiap saat. Selama saya terpuruk akan sakit yang belum jelas, yang tengah saya derita pada saat itu. Mereka merawat sepenuh hati serta yang tidak pernah terlewatkan yaitu motivasi yang mereka berikan kepada saya, agar tetap semangat untuk sembuh dari ketidak kejalasan kondisi saya pada saat itu.
Disisi lain pekerjaan saya yang selalu menuntut saya untuk selalu berinteraksi dengan orang banyak, berhubungan dengan masalah rupiah, serta tak jarang juga lepas dari komputer, serta alat pendukung pekerjaan saya lainnya. Dengan berjalannya waktu semua itu menjadi sulit untuk saya kerjakan, dikarenakan bertambah menurunnya kondisi kestabilan tubuh saya pada masa itu.
Depresi
Pada suatu saat yang sama sekali tidak saya inginkan, terjadi perubahan yang aneh pada tubuh saya. Wajah dan Kedua sahabat pena saya yaitu kedua tangan saya mengalami perubahan warna, yang biasanya kecoklatan sawo matang kini berubah warna menjadi hitam dan mengeras, seperti seonggok kayu. Hal berbedapun saya alami kembali, pada saat selesai mencuci dengan seketika jari jemari tangan membengkak dan berwarna kebiruan. Hingga pada akhirnya berkat saran dari pihak keluarga akhirnya sayapun pergi ke dokter keluarga membawa Asuransi Kesehatan (ASKES) ditangan. Sesampainya ditempat tujuan saya menemui dokter keluarga dan saya mendapatkan rujukan dari beliau untuk pergi ke sebuah Rumah Sakit Umum (RSU) dengan tujuan kepoli penyakit dalam pada tanggal 25 Juli 2007 dan setelah pemeriksaan berlangsung akhirnya, saya dinyatakan dengan diagnosa dokter saya mengidap Rhematik, dan kemudian beberapa obatpun diberikan kepada saya yaitu, Corolo, Hytrin, Graham, Aspilet. Demi lebih meyakinkan penyakit saya saat itu, akhirnya sayapun di anjurkan untuk melakukan pemeriksaan di Laboratorium, dan hasilnya cukup membuat jantung saya berdebar. Hasil tes laboratorium menyatakan bahwa Kolesterol total dalam tubuh saya yaitu 215, HDL 45, LDL 164, Trigliserida 185, SGOT 31, SGPT 27, Lekosit 6.500, Trombosit 346.000. Berdasarkan pemeriksaan tersebut, akhirnya demi lebih menyakinkan saya untuk akan penyakit yang saya derita itu, sayapun akhirnya melakukan pemeriksaan selanjutnya. Tepat pada tanggal 13 Agustus 2007, saya melakuan sebuah meperiksaan lanjutan dengan ANA Test untuk lebih menyakinkan kembali mengenai penyakit yang saya derita saat itu. Tanpa diduga hasil dari ANA Test tersebut cukup membuat saya depresi, karena menunjukkan hasil bahwa (ANTI-SS-A/SS-B) dan dinyatakan positif saya menderita penyakit LUPUS.
Apa sebenernya penyakit saya itu
Setelah beberapa minggu, saya hidup bersama suatu penyakit yang tak bernama, hal ini mengkhawatirkan saya karena saya menemukan bahwa saya mulai sulit menemukan cara perawatan jika saya tidak tahu sifat penyakit saya di luar gejala-gejala yang tampak. Di pihak lain saya mengatakan pada diri saya bahwa ada suatu keuntungan dari ketidak tahuan itu, sepanjang penyakit itu tidak punya nama, saya tidak takut untuk percaya bahwa tak ada obat untuk menyembuhkannya. Tanpa label, penyakit saya tidak punya kekuatan besar terhadap saya. begitulah saya seolah-olah memberi semangat pada diri saya sendiri saat itu.
Setelah saya menjadi begitu sakit, dan saya mengetahui jika saya menderita lupus. Setelah akhirnya mendengar satu nama dipakai untuk nama penyakit yang saya derita, rasanya sedikit lega dalam benak saya bercambur syok. Saya lega dalam hal bahwa saya akhirnya punya satu diagnosis untuk disampaikan kepada orang-orang yang tidak sabar terhadap sebab penyakit yang tampaknya belum punya dasar dan tanpa label. Dan, saya syok karena diberi tahu oleh dokter bahwa, sementara saya hanya bisa lebih sehat dengan gejala-gejala lupus saya yang bisa berkurang dan itu berarti saya tak akan pernah benar-benar sembuh.
Mencoba Altenatif Lain
Saya bertanya-tanya di mana orang-orang yang sependeritaan itu. Siapa orang lain di dunia yang mengidap lupus?, akhirnya saya pergi ke dokter ahli Rhematologi di daerah Kawi Malang. Dengan kondisi badan yang kurus serta kedua tangan menghitam dan mengeras. Sesampainya disana saya bertemu dengan Prof.Dr. Handono dan kemudian saya diberi suntikan dan obat Celcept yang harganya tidaklah murah buat saya dan keluarga. Sembari menunggu perkembangan pasca berobat kurang lebih 1 minggu, 2 minggu, hingga hampir 1 bulan, akhirnya menunjukkan adanya perubahan berkat mencoba pengobatan tersebut dan sayapun merasa jauh sedikit lebih membaik.
Pada tanggal 9 November 2007 saya mencoba kembali ke Rumah sakit Umum (RSU) dengan hal yang sama yaitu membawa Asuransi Kesehatan (ASKES) ditangan. Saya mencoba pemeriksaan laboratorium lagi oleh Dr. Putra dan hasil pemeriksaan menunjukkan hasilnya bahwa saya negatif dan kemudian sayapun diberikan obat lagi yaitu Aspilet dan Calcept. Hampir setiap bulan saya melakukan control kesehatan saya, yang akhirnya pada tanggal 8 Januari 2008 berujung saya harus menjalani Biobsi dengan Dr. Rulli R. di RSU dan hasilnya bisa di bilang kurang representative karena tidak tampak endapan kompleks imun pada tubuh saya.
Mengetahui hal yang terjadi pada saya saat itu, tidak membuat saya patah arang terutama keluarga saya yang selalu bekerja keras dalam memberikan semangat serta berusaha mencarikan pengoobatan terbaik demi kesembuhan diri saya dari lupus tersebut. Saat lupus setia menemani saya, kegiatan rutin yang kerap saya kerjakan yaitu saya mulai rajin melakukan kontrol dan serta mengikuti beberapa terapi pengoobatan. Semua itu saya lakukan demi kesembuhan diri saya dan terlepas dari sahabatku lupus yang nakal. Untuk melakukan itu semua, saya mulai memberanikan diri untuk meminta ijin kepada atasan dimana tempat saya bekerja saat itu.
Saya sadar bahwa safari penyembuhan saya dari penyakit lupus ini akan sulit. Saya juga tahu bahwa safari ini butuh keberanian dan kesabaran dalam menjalaninya. Saya tahu bahwa saya tidak akan sendirian dalam pencarian penyembuhan ini. Akhirnya pada tanggal 26 Juli 2008, saya mulai menyibukkan diri dengan mengikuti kegiatan seminar-seminar kesehatan yang berhubungan dengan lupus. Acara seminar pertama yang saya ikuti diselenggarakan oleh PARAHITA yang berlangsung di Lab.Kawi 31 Malang bersama Orang Dengan Lupus ‘ODAPUS’ serta peserta seminar lainnya yang tidak menderita lupus. Setelah itu, saya memperoleh lebih banyak kemampuan dalam mennyelidiki penyakit saya, berbicara dengan para dokter, dan mereka menangani perawatan-perawatan saya. Hal itu membuat saya bisa mengatasi secara lebih baik penyakit saya, dan berfikir lebih positif. Melalui seminar kesehatan yang saya ikuti membuat saya bertemu ODAPUS lainnya, dan dari situlah saya dan mereka bersama-sama saling memberikan dukungan demi kesembuhan dari penyakit lupus yang nakal ini. Namaun, safari penyembuhan saya tidak berhenti hanya pada saat itu saja, saya masih harus melakukan safari kesehatan dengan selalu melakukan kontrol kesehatan, yang saya lakukan setiap bulan. Selain itu, demi menjaga kondisi saya hingga saya bisa dinyatakan aman dari lupus yang nakal ini, saya juga dianjurkan menjaga pola makan, serta bisa mengatur waktu istirahat saya, itupun saya lakukan demi kesembuhan saya dari lupus sepenuhnya.
*hub@hub@... >_^