Minggu, 26 Juni 2011

Untuk Engkau Calon Tulang Rusukku

"HATIKU MENGHARAPKANMU"
Tangan ini mulai menulis apa yang telah dikarangkan oleh hati ini di dalam kalbu. Aku mulai bertanya-tanya adakah aku sudah seharusnya mulai mencari sebahagian diriku yang hilang. Bukanlah niat ini disertai oleh nafsu tetapi atas keinginan seorang muslim mencari sebagian agamanya. Sering kali aku mendengar bahwa ungkapan "Kau tercipta untukku."
Aku awalnya kurang mengerti apa yang sebenarnya arti kalimat ini. Rahmat dan hidayah Allah yang diberikan kepada diriku, baru kini aku mengerti bahwa pada satu hari nanti, aku harus mengambil satu tangungjawab yang diciptakan khas untuk diriku, yaitu dirimu. Aku mula mempersiapkan diri dari segi fisikal, spiritual dan juga intelektual untuk bertemu denganmu.
Tetapi aku pastikan jika namamu yang ditulis di Luh Mahfuz untuk diriku, nescaya rasa cinta itu akan Allah tanam dalam diri kita. Tugas pertamaku bukan mencari dirimu tetapi mensolehkan diriku. Syukar untuk mencari solehah dirimu andai solehku tidak setanding dengan ke’solehah’anmu. Janji Allah SWT, pasti kupegang dalam misi mencari dirimu. "lelaki yang baik adalah untuk wanita yang baik."
Jiwa remajaku ini mulai bergejolak mencari cinta. Matang kian menjelma dan kehadiran seorang pendamping amat terasa untuk berada di sisi. Setiap kali aku merasakannya, aku selalu mengenang dirimu.
Di sana engkau setia menunggu diriku, tetapi di sini aku curang kepadamu andai aku bermain dengan cinta fatamorgana. Sampaikan doamu kepada diriku agar aku dapat menahan gelora disamping aku memanjatkan sendiri doa perlindungan diri.
Bukan harta,rupa dan keturunan yang aku pandang dalam mencari dirimu.
Cukuplah agama sebagai pengikat kasih antara kita. Saat dimana aku akan menjadi yang halal bagimu.
Tidak perlu alis mata seakan alis mata unta,
wajah bersih seakan putih telur ataupun bibir merah delima tetapi cukup cuma akidah sekuat akar, ibadah sebagai makanan dan akhlak seindah budi.
"Menikahlah kerana empat perkara; keturunan, harta, rupa dan agama.
Dan jika kau memilih agama, engkau tidak akan menyesal.” Jika aku dipertemukan dengan dirimu, akan ku jaga perasaan kasih ini supaya tidak tercurah sebelum masanya. Akan ku jadikan syara’ sebagai pendinding diri kita.
Akan ku jadikan akad nikah itu sebagai cop halal untuk saling mendapatkan diri masing-masing. Biarlah kita mengikuti nenek moyang kita,Nabi Adam dan Siti Hawa yang bernikah sebelum disatukan agar kita dapat menikmati kenikmatan perkahwinan yang menjanjikan ketenangan jiwa, ketenteraman hati dan kedamaian batin.
Doakan diriku ini agar tidak berputus asa dan sesat dalam misi mencari dirimu karena aku memerlukan dirimu untuk melengkapi sebagian agamaku.

hub@hub@







Jumat, 03 Juni 2011

SUKSES DARI ORMAWA KAMPUS

“mari berproses dan jangan takut untuk berproses
untuk menjadi Sarjana yang Sujana”

“Apa yang anda fikirkan tentang ORMAWA yang terkotak-kotak? Nasi kotak kah? Mungkin memang seperti nasi kotak, didalamnya sudah lengkap dengan sayur dan lauk, tapi tak dapat dilihat dari luar, kecuali ada yang membukanya, terjatuh atau tertumpah. Kita bayangkan saja lembaga ORMAWA sebagai nasi kotak, terdapat ketua dan pengurus yang lain, namun apa yang ada didalamnya, sulit untuk diketahui oleh lembaga yang lain, kecuali ada rapat bersama atau terjadi masalah besar yang membuat lembaga lain mengetahui permasalahan dalam lembaga tersebut. Begitulah sepintas pandangan saya tentang ORMAWA.”
Pertama kali masuk ke dalam Kompleks Gedung ORMAWA bagaikan masuk ke dalam sebuah kumpulan akuarium raksasa berwarna-warni tanpa ada korden yang menutupi masing-masing sekret hanya ada stiker, gabus, pamflet dan poster yang menutupi kaca sekret. Mahasiswa yang ada di dalam sekret ibarat sebuah ikan yang hidup dalam akuariumnya masing-masing. Tepat di tengah akuarium raksasa ini ada halaman sebuah taman kecil, kadang juga buat kumpul-kumpul berdiskusi atau hanya sekadar mengobrol.
Dari mulai pertama kali masuk sampai saat ini kehidupan dan kondisi ORMAWA relatif tidak berubah malah cenderung ditinggalkan ikan-ikannya. Ikan-ikan yang "biasa" hidup di dalam akuarium seperti kehabisan air dan mencari tempat yang banyak air, batu-batu koral yang indah, karang besar nan megah. Akuarium raksasa yang bernama Kompleks Gedung ORMAWA ibaratnya hanya merupakan salah satu bangunan "kota air". Pertanyaan-nya apa yang membuat akuarium raksasa ditinggalkan oleh ikan-ikannya itu, terasa tak ada kehidupan disana, hanya kota air selain ada akuarium raksasa yang dulu banyak disinggahi dan dihidupi oleh ikan-ikan itu?
Tak bisa dipungkiri amanat, bekal dan pesan dari orang tua untuk menjadi seorang mahasiswa yang konsentrasinya belajar, belajar dan belajar biar cepat lulus dalam waktu yang singkat dan mempunyai IPK tinggi. Salah satu faktor kenapa akuarium raksasa cenderung dibiarkan sepi karena kalau terlalu lama singgah di akuarium raksasa maka amanat lulus dalam waktu yang singkat adalah mustahil. Tahun berganti ikan-ikan dewasa dilepas ke laut datang ikan-ikan kecil yang akan dididik supaya bisa survive ketika dilepas di laut. Berulang-ulang seperti itu tapi ternyata tidak ada juga perubahan yang di bawa oleh ikan-ikan ini ke dalam akuarium raksasa yang memang tempatnya ikan-ikan tersebut, walaupun ada slentingan yang mengatakan akuarium raksasa tahun demi tahun selalu berkembang pesat.
Perubahan disini bukan dalam artian kuantitas tetapi lebih ke kualitas ikan-ikan tersebut sehingga tujuan Tridarma : Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat bisa terwujud. Suapan makanan dan nutrisi yang diberikan para pemelihara, pendidik, penampung hanya akan membuat ikan-ikan kenyang untuk sementara waktu dan bekal itu tidak cukup untuk dibawa oleh ikan setelah dilepas ke laut. Fungsi akuarium raksasa disini adalah untuk membekali mereka dengan cara tidak memberi mereka makanan dan nutrisi melainkan si ikan sendiri yang mencari makanan dan nutrisi dengan bekal keahlian, kecakapan serta kemampuan agar nantinya bisa bertahan hidup di laut lepas.
Lalu kenapa hal yang seperti ini tidak membuat si ikan tertarik atau hanya sekedar mencicipi tinggal di akuarium raksasa, apa ada penghalang, pembatas yang dibuat sehingga si ikan tidak bisa masuk, bisa juga karena memang si ikan hanya mau disuapi terus hingga dewasa. Kota air yang tersekat dalam sebuah karang besar nan megah [tempat penangkaran] dimana didalamnya dihiasi batu-batu koral yang keliatan indah, air yang tenang, bersih, biru dan dikelola dengan sangat manis, anggun dan gagahnya oleh segerombolan pendidik, pelatih, pemelihara [dosen dan kroni-kroninya] membuat si ikan terlena, mengikuti lalu beralih hidup di sana dengan nyaman. Masalah prioritas selalu menjadi halangan si ikan untuk masuk ke akuarium raksasa [padahal sejatinya karang adalah sebuah tempat tinggal yang bagus untuk berkembang]. Prioritas hanya kuliah, KKN/Magang, penelitian/skripsi lalu lulus dipegang kuat oleh mahasiswa/mahasiswi pada umumnya.
Waktu yang selalu memburu, membuang waktu itu ibarat sebuah dosa karena kata pepatah "Waktu adalah pedang, waktu adalah uang " membuat singgah dan mencicipi kehidupan di akuarium raksasa adalah sia-sia membuang-buang waktu. Kalau tolok ukurnya adalah lulus dengan cepat dan nilai IPK tinggi yah saya juga mau, tetapi itu bukan capaian yang mumpuni percuma cepat lulus, IPK tinggi tanpa keahlian, kecakapan, kreativitas dan kemampuan untuk bertahan (survive) sama saja bunuh diri di luar sana, kawan. Di era yang katanya ada mobil berjalan di atas air sekarang ini (waduh ikan di laut dikunjungi mobil) pengetahuan dan kemampuan akademis sangatlah kurang, harus diimbangi dengan kecakapan, keahlian, kreativitas, kemampuan untuk survive yang tidak diberikan di dalam kota-kota air yang kita huni ini.
Alangkah baiknya suatu Ormawa benar-benar berkomitmen mengantarkan anggotanya mencapai sukses. Dengan langkah menyelenggaakan kegiatan yang menjadi bidangnya secara profesional, juga membuat suatu kurikulum kepimimpinan untuk up grading person-personnya. Dengan begitu ada suatu keselarasan yang diharapkan benar-benar efektif. Yaa…, mungkin inilah secuil jawaban atas teta-teki kekurang efektifan Ormawa kampus dalam menelurkan orang-orang yang pofesional. Sebagai mahasiswa/mahasiswi, sepantasnya kita renungkan pesan-pesan dan kondisi riil yang telah menjadi rahasia umum tersebut lebih dalam untuk kemudian disikapi, ditindak lanjuti kalau memang ‘kesuksesan’ menjadi tujuan dan mimpi dalam hidup kita.
Itu semua Sebuah refleksi dan penggambaran yang saya berikan memang hanya opini dan argumen tapi itulah faktanya yang saya lihat sekarang. Ada musuh yang tidak terlihat, ada tembok penghalang besar yang saya sendiri (sebagai si ikan yang menghuni akuarium raksasa) tidak tahu dan tidak bisa menerka-nerka siapa dan dimana. Sebuah proses mulai dari ikan kecil yang tak tahu apa-apa hingga menjadi ikan dewasa yang mumpuni membutuhkan waktu yang tidak singkat, sesuatu yang instan, karbitan sangatlah kurang untuk menghasilkan sesuatu yang mumpuni di era sekarang ini. Bagi kawan ikan-ikan yang sekarang masuk dan menghuni kota air khususnya menghuni akuarium raksasa mari berproses dan jangan takut untuk berproses.