Jumat, 06 Mei 2011

"Lupus" Sahabatku yang Nakal

Ibarat orang berpacaran, mengenal pasangan memang harus luar-dalam. Siapa dia, mengapa dia mendekati kita, dan bagaimana kepribadiannya? Tentu saja, ini butuh waktu yang cukup lama.
Demikian halnya dengan lupus. Ketika anda harus jalan berdampingan dengannya maka Anda pun harus tahu, apa dan bagaimana pasangan bernama lupus ini. Siapa pun tentunya tak ingin menjalani hidup di dunia ini dengan kesakitan, apalagi harus “bersahabat”, “berpacaran”, dan akhirnya “menikah” dengan penyakit hingga maut menjemput. Namun, jika penyakit itu akhirnya menjadi bagian dari hidup dan enggan pergi, mau tidak mau Anda harus berdamai dengannya. Jangan mencoba menolaknya dengan cara yang tidak dikehendaki. Sentuhlah dia dengan cinta. Coba mengertilah dia agar dia tidak berang. Jika tidak, mengamuklah dia dalam tubuh dan Anda sendiri yang akan sangat dirugikan.
Bagaimana kalau lupus “marah”? sangat menakutkan! Dengan mudah lupus akan menyerang organ tubuh. Seenaknya dia bergerilya dalam tubuh, tanpa Anda kehendaki. Amukannya yang begitu dahsyat nyaris tak mampu dilawan. Sangat menderita!
Namun, jangan takut, Anda juga bisa meredam kemarahan lupus, bahkan berdamai dengannya. Mau tahu caranya? Ternyata gampang, jalani pola hidup sehat, berfikir positif, dan tertip dengan segala aturan pengobatan yang sedang dijalani. Mudah bukan? Harus ada saling pengertian antara si pasien dengan lupus. Jangan membuat dia ngambek apalagi “marah” karena inilah yang kelak akan membuat Anda kerepotan. 
Anda bisa terkapar tidak berdaya, mengalami hari-hari tidak menyenangkan karena mengalami kesakitan! Namun, untuk mencapai sikap saling pengertian ini memang tidak mudah. Terasa berat! Sekali lagi, Anda harus mengingatkan diri, sesungguhnya di dalam kesulitanselalu ada kemudahan. Untuk mencapai jalan kemudahan, kuncinya ada pada diri sendiri.
Sekarang, kenali si lupus dan pelajari apa keinginanya dan bagaimana manaklukkannya? Niscaya kelak, anda pasti mampu berdamai dengan lupus. Amin.
**hub@hub@ ^_^

Menulis itu Asoy ,,!

Kalau mau menulis, segera bersihkan pikiran-pikiran yang selama ini mengotori pikiran, karena selama ini banyak pelajaran yang justru membuat orang sulit menulis. ‘’Kalau mau menulis, harus segera bersihkan ‘’berhala-berhala’’ yang selama ini menghantui pikiran Anda,’’ kata Ersis Warmansyah Abbas dalam dialog di kantor Malang Post kemarin.  ‘’Saya datang ke sini untuk mencuci otak Anda, bahwa selama ini banyak teori, tapi tidak ada action menulis.’’
Pria asal Banjarbaru yang akrab dipanggil EWA itu mengatakan, selama ini para guru sering memberikan ajaran yang membuat para siswanya justru takut menulis. Banyak teori yang disampaikan para guru maupun para dosen yang justru membuat anak didik kesulitan, karena banyak teori yang memberatkan. Lebih parah lagi, para guru dan dosennya belum pernah menulis sama sekali. Seorang dosen mengoreksi puisi yang dibuat mahasiswanya dengan berbagai teori. ‘’Padahal dosennya sendiri tidak pernah menulis puisi, bagaimana dia bisa mengoreksi tulisan orang lain,’’ terangnya
.
 EWA juga melontarkan kritik terhadap terhadap aktivitas pelatihan menulis yang dianggapnya hanya berisi ceramah. Makanya, kalau ada pelatihan penulisan pematerinya harus ditanya, sudah pernah menulis atau belum. Bagaimana pemateri bisa mengajarkan menulis kalau dia sendiri tidak pernah menulis.’’
Dia memberi motivasi kepada peserta, bahwa menulis adalah urusan penulis sendiri, tidak usah peduli dengan orang lain. Bersihkan diri dari belenggu yang menganggap menulis itu sulit. Seorang penulis, kata dia, adalah seorang pemberani yang berani menampilkan kemampuannya sendiri tanpa dipengaruhi orang lain. ‘’Menulis hanya bisa dilakukan oleh orang yang berani dan bertanggung jawab. Apa yang ditulis ada buktinya. Kalau dia tidak berani, akan sulit karena takut ketahuan salahnya,’’ tambahnya.

Motivasi lain yang disampaikan Ersis adalah bahwa menulis itu mudah dan menyenangkan sehingga timbul keyakinan bisa menulis. Tidak perlu berfikir apakah tulisannya salah atau tidak  yang penting ditulis dulu baru akan ketahuan yang mana yang salah. Jangan malu tulisannnya salah dan jangan malu tulisannya jelek.
Dia tidak menampik kalau ada calon penulis yang berangan-angan menjadi penulis hebat, tapi semuanya itu bisa dicapai setelah melalui proses, tidak mungkin bisa jadi bagus seketika. 

‘’Ada yang berangan-angan ingin menjadi Dahlan Iskan, tulisannya bagus dan enak dibaca. Ya, tidak bisa, wong Anda baru akan menulis, sedangkan Dahlan Iskan sudah bertahun-tahun menulis,’’ terang pria yang sudah menulis puluhan buku itu. hehehheh,,,, hub@hub@ ^_^

Aku dan Sodaraku..

:: q berbangga hati,,,
telah dididik oleh tradisi lama
q berbangga hati telah,,
menjadi orang pertama yang merasakan sentuhan aturan yg dicetuskan oleh pemikiran dingin mereka!
q berbangga hati,,,
karna, sempat mengikuti dan menyaksikkan kebersamaan dan kehangatan tradisi lama itu.
q berbangga hati,,
telah di didik oleh tangan-tangan dingin kakak-kakakq

:: dulu,, untuk berjalanpun q dituntun dengan segenap hati
dulu, untuk berbicarapun q dipandu diberikan contoh dengan trampil
kini, q sudah bisa berlari jauh pergi kemanapun q mau,,,,,
kini, q sudah bisa berbicara bak cendekiawan muda dan berbakat,,,sungguh,,,
q sangat menikmati itu smua,,,
wahai sodaraku yg bertangan dingindengan segenap jiwaku, q sayang wahai engkau sodaraku
tak bisa q ucapkan rasa trimakasihku padamu, yang slalu ada untuk q,,,
,,,,:: engkau slalu berkata
kebanggaanku bisa melihat engkau saudaraku bisa berdikari
dan  kini merasakan posisimu yang dulu, wahai sodaraku,, tapi,,,
aku takut q ditinggal pergi oleh mereka yg sudah mulai berani berlari jauuuhh,,:: aku, takut
rumah kita akan sepi sunyi dan tak hangat lagi,,, ::
**miss you brother n sister

Surat Cinta Trakhir..

“..........Maap banget..Mas Raka...........,
jawaban Pritta sampaikan melalui sepucuk surat terkhir ini.......”

“Pritta, brangkat ke kampus dulu yach Sita.......” (sambil persiapan pergi mengenakan Almamater kampus)
“He’!!..sepagi  ini, gak salah loh...!!(jam menunjuk kan pukul 03.00 WIB dini hari)
“iya, coz pritta mesti buka studio foto sit....?? ama temen-temen, kamu lupa kah, sekarang kan ada wisuda di kampus, gimana sich..?! kan mesti cari tempat buat diri’in stand fotonya” (sambil memakai sepatu kota-kotak hitam seharga Rp.198.900)
“oooooiiyaa...lupa aku,yaa... dach!! Ati-ati yawww..., sukses!!!!!”(sambil narik selimut dora kembali pergi tidur......)
Sepagi itu Pritta bergegas ke kampus, dan menemui teman-temannya yang sudah menunggu dia untuk memnyiapkan studio foto di kampus. Jam menunjukkan pukul 05.00 WIB dimana jalan-jalan di depan kampus sudah sempit dan ramai para penjual jajanan dll. Setelah tak lama kemudian terlihatlah para wisudawan dengan baju kebesaran mereka berjalan terburu-buru menuju  Aula kampus.
Wisuda kali ini cukup membuat Pritta deg deg degan.........
“Huhh....!!!.., semoga semuanya hari ini lancar, tak ada air mata yang menetes di pipi tak ada tangisan kesedihan dan semoga studio fotonya juga di beri kelancaran, laris manis eeeiii...Amin!!!” (gumam Pritta......., sambil terus membagi-bagikan brosur mencari pelanggan yang mau foto di studio fotonya)
“Wah orang itu ooooohhhh...harus kwat gak boleh nagis kwat kwat ayo pritt.......!!! semangat-semangat!!!!! Kamu pasti bisa eeiii.....” (gumam Pritta, ketika melihat orang yang dicintainya berjalan memakai baju kebesaran wisuda menuju studio fotonya...)
Maklumlah, Pritta mempunyai seorang mantan pacar yang sulit untuk dilupakan dalam hidupnya Raka namanya. Mereka pacaran hampir 3 tahun 2 bulan dan terpaksa harus putus hanya karena si cowok harus bertunangan dengan cewek lain.Lebih tepatnya mereka terpaksa berpisah karena keadaan, Semata-mata demi kebahagiaan, Pritta rela memutuskan jalinan cintanya walaupun itu menyakitkan keduanya. Raka adalah kakak tingkat Pritta di kampus dan dia melaksanakan wisuda pada hari dimana Pritta mendirikan studio foto wisudanya pada saat itu.
“hai..!! ...gimana rame aaa studio fotonya, sapa Raka....ama Pritta dan temen-temennya”.
“ehhh.... Mas Raka, selamat yaw.. wisuda sekarang eei.....,entar jangan lupa foto disini ya.....oya jangan lupa ajak teman-temanmu juga yawww hehhehehheee......” (sahut Pritta dengan senyum yang mengembang diwajahnya, seolah tak pernah terjadi apa-apa)
Waktupun berlalu, akhir selesailah upacara wisuda’annya, tibalah dimana para penggiat studio foto mulai menggaet para wisudawan, salah satunya Pritta dan teman – temannya.
Entah sengaja atau memang Pritta terlalut dalam aktivitasnya mencari pelanggang foto, hingga ketika Raka foto distudio fotonya, Pritta pun tak tahu akan hal itu. Hingga pada akhirnya dengan keadaan yang tidak terduga, ternya Raka membawa segenap keluarga besarnya serta keluarga calon istrinya untuk foto bersama distudio fotonya Pritta dan teman-temannya.
“ayooo, Pritt....foto bareng, Raka udah nungggu tuh, ayowww.....” (ajak salah satu teman Pritta, dengan semangatnya). “ohh.... iya, duluan ess...., aku bantu temen-temen dulu diluar, kalian foto aja dulu ama Raka, entar aku nyusul yaww.....” (jawab Pritta, sembari menahan sesak, agar tidak menangis ketika melihat calon istri Raka).
Tak kuasa menahan tanggis, akhirnya Pritta menyibukkan diri dengan aktifitasnya diluar studio fotonya. Ditulislah sepucuk surat oleh Pritta, sepucuk surat terakhir buat Raka. Dimana disurat itu berisi jawaban yang menyangkut pertanyaan Raka kepada Pritta,
“Pritta sudah ikhlas lahir batin menerima keadaan ini, jadi Pritta berharap Mas Raka juga bisa menerima keadaan yang sudah ditentukan ini, tak usahlah Mas Raka berpura – pura bahagia dengan ini semua begitupun Pritta, yang jelas ini yang terjadi dan ini yang sudah digariskan oleh keadaan, Pritta berharap ini semua akan membawa hikmah bagi kita berdua, janganlah Mas Raka berpura-pura lagi tapi jalanilah semua ini dengan ikhlas dan biarkan waktu yang menjawab ini semua, terima kasih Mas Raka, terimakasih atas semuanya”. (Prittta menulis dibalik dinding aulah dengan melihat, calon istri Raka, sambil seketika dia meneteskan air mata di atas kertas putih itu yang tergores oleh pensil)
Itulah jawaban dari Pritta dimana Raka sudah menunggu – nunggu jawaban itu. Akhirnya, diberikanlah surat itu kepada Raka pelantara teman Raka.
Seperti tidak terjadi apa  - apa, dengan perasaan yang terkoyak Pritta mendatangi, Raka dan teman-temannya dan foto barenglah mereka. Raka dan Pritta foto bareng dengan perasaan yang campur aduk keduanya, hanya senyum diwajah yang terlihat, walupun sesak didada yang terasa.
“Ayowww...., sini aku mau foto dengan Mas Raka, ayowww lagi rame - rame ......,foto yang banyak yawww huhuhuuuu.......” (teriak riang Pritta.....) ibarat pepatah, cinta tak harus memiliki hehehhehe......(gumam Pritta).





Sodara-ku Penakut,,,

pernah kah sejak kau fikirkan
akibat dari ulah dari sikapmu ini telah membawa dampak yang begitu besar
tapi, seperti engkau terlihat enteng ringan dan tersenyum lebar tanpa beban berat dipundak,,,,pernah kah sejenak kau fikirkanakibat ulahmu yg bersembunyi dibalik kontra terhadap dirimu
malah menjadikanmu hanya sebagai pecundang dalam sejarah hidupmu
dengan semua yang terjadi ini
pernahkah sejenak engkau fikirkan....
akan banyak mata-mata memandang dengan sejuta tanda seru
yang menggambarkan kemarahan, kekecewaan yang begitu besar....

engkau menawarkan wajah baru
tapi engkau bergi dan berlalu dengan senyum lebarmu...
engkau bersembunyi diblakang kontra terhadapmu, seperti tak ada usaha berjuang darimu

sudahkah kau renungkan
hanya demi memuaskan batinmu, dan melepaskan beban yang hanya sementara memberatkanmu
kau rela mengorbankan mata-mata hijau berubah menjadi merah padam tapi bukan tanda perjuangan

jangan jadikan  ambisi muda mereka
menjadi pilar tempat engkau bersembunyi
pernah kau sadar itu semua adalah cobaan yg sengaja hadir untuk mengiringi perjuanganmu....
tapi,,,,
semuanya pupus sudah
bersama senyuman lepasmu,,, dan kau tak kan pernah sadar
bagaimana rasax jika akan banyak mata mempertanyakan kenapa smua ini musti terjadi dan menimpaku

kau mungkin tak memikirkan
jika diluar sana banyak mata memandang penuh tanda seru amarah,
akan takdir yg mereka terima,,

yang dipertanyakan bukan awal kenapa ini terjadi,,,,
tapi hasil akhir dari akibat hal ini terjadi yg menjadi titik puncak tuntutan mereka dan kemudian
menjadi luka yang tak berdarah.......

kau hanya memikirkan dirimu dan orang yg engkau anggap dekat
dan merasa teraniaya secara batin, padahal itu semua tidak benar adanya
kau hanya ingin membebaskan dan melepaskan dirimu dan orang yang engkau anggap dekat
dari rafia yang menjeratmu, padahal itu hanya benang merah dari sebuah hubungan keluarga....
,,,,,sungguh engkau benar-benar tak memikirkan
bagaimana mata hijau yg saat ini berganti merah bak si jago merah
yang tak kan pernah menuntut dirimu dan orang yang engkau selamatkan itu
.....
seperti biasanya ini hanya sesaat
dan akan berlalu, bersama senyuman lebarmu...
dan hanya kata selamat buatmu dan terimakasih atas kado yg membekas d benak dan jiwa-ku ini...


...kalian ternyata sama saja, p e n a k u t, m a s a k i n i....

>>>semuax juga akan baik2 saja>>>

RevoLusi 29 April (T_.T)

:: ketika janji suci dan kepercayaan di pertanyakan...::

:: wahai sodaraku,,,
mungkin benar pemikiran yang engkau miliki itu, walau sebenarnya pemikiran itu salah,,,mungkin benar dugaanmu tentang itu, walau sepenuhnya dugaan engkau itu salah,,
,,,,
:: wahai sodaraku,,,seperti itukah pandanganmu terhadap 'ana',,,
sungguh 'ana' tak salah pilih dalam menentukan pilihan memilih engkau
sungguh 'ana' tak menyesali karna sudah memilih engkau, menjadi pegangan....
dengan semua ini yang terjadi,,,sedikit penyesalan karna sudah memilih engkau tidak tersirat dalam benak 'ana'
karna, kepercayaan itu begitu besar, dan gak semua orang mendapatkannya, kau tau itu,,, *>0<

'ana' percaya dan yakin engkau mampu wahai sodaraku,,,,
sungguh, cobalah engkau renungi sejenak saja,,,
semua ini terjadi karna sikapmu sendiri,,
yang menyebabkan rasa iba mendera jiwa yg samih hijau...percuma, engkau bilang mampu,,, "l can't do it"
karna, goresan rasa iba sudah sangat melekat dijiwa yang hijau
yang pada akhirnya, harus memaksakan sebagian hati untuk merelakannya


,,,,:: 'ana' hanya bisa berkata wahai sodaraku...
engkau bukan tidak mampu tapi, engkau membuat smuax kelihatan engkau tidak mampu...
engkau MAMPU tapi, engkau memaksakan smuax agar melihat engkau tidak mampu... :: **T_T

,,,,
selamat buat yg sudah mematikan semangat!
dan meninggalkan sejuta cerita menyakitkan hati sepanjang sejarah ini....   **T_T..